biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya dalam dimensi ruang dan waktu. biologi tidak hanya mempelajari struktur dan fungsi makhluk hidup, tetapi juga tentang proses-proses yang terjadi dalam kehidupannya. biologi tidak hanya mempelajari kajian pada satu daerah tertentu karena objek kajian biologi saling berhubungan satu sama lain dan dinamis. biologi ini tidak hanya mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya saat ini, tetapi juga makhluk hidup dan kehidupannya pada masa lampau melalui peninggalan-peninggalan fosil dan memperkirakan apa yang akan terjadi esok dengan pertimbangan saat ini dan masa lampau. biologi untuk dapat dikatakan sebagai ilmu perlu memenuhi beberapa syarat keilmuan, antara lain memiliki objek, gejala, dan persoalan, metodologi, struktur keilmuan, perkembangan, dan manfaat (wuryadi. 2004).
biologi memiliki objek, gejala, dan persolan. sesuai dengan pengertiannya, objek biologi adalah makhluk hidup dan kehidupannya. makhluk hidup di sini bukan hanya makhluk hidup yang sekarang masih hidup, tapi juga makhluk hidup yang telah mati. objek biologi sesuai bscs (biological science curriculum study) meliputi archaebacteria, eubacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia (paidi. 2008). objek-objek biologi ini akan menunjukkan suatu gejala yang menunjukkan kehidupannya. dari gejala tersebut, kita memperoleh persoalan yang dapat dikaji dan diselesaikan sebagai suatu bahasan dalam biologi. persoalan yang muncul beraneka ragam dan sangat banyak dilihat dari banyaknya cakupan objek biologi yang tentunya memiliki karakteristik masing-masing. tema persoalan biologi yang tercantum dalam bscs antara lain regulasi, struktur dan fungsi, tingkah laku, organisme dan lingkungan, genetika dan kelangsungan hidup, keanekaragaman dan keseragaman, evolusi, sejarah dan konsep biologi, dan sains sebagai inkuiri (paidi. 2008). persoalan dalam biologi bersifat dinamis, terus berkembang seiring perkembangan pola pikir manusia dan perkembangan teknologi yang ada karena semakin kompleksnya pola pikir manusia dan majunya teknologi maka ditemukan penemuan-penemuan baru dalam biologi yang belum ditemukan sebelumnya. persoalan yang muncul dapat bersifat lokal, nasional, maupun global. seperti persoalan mengenai terumbu karang di daerah lokal akan berdampak nasional sehingga persoalan lokal tadi menjadi persoalan nasional. persoalan nasional tadi karena di negara-negara lain juga memiliki terumbu karang, akhirnya menimbulkan persoalan global.
biologi memiliki metodologi. metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji (http://www.wikipedia.com). metodologi dalam biologi ada dua macam, yaitu naturalistik dan eksperimen. naturalistik yaitu metode untuk menemukan permasalahn biologi yang akan dikaji melalui pengamatan terhadap objek di alam tanpa melakukan perlakuan tertentu terhadap objek tersebut, sedangkan eksperimen adalah metode untuk menemukan permasalahan biologi yang akan dikaji melalui serangkaian perlakuan terhadap objek tertentu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. metode naturalistik merupakan penerapan ilmu deduktif. maksudnya, kita melihat fakta-fakta yang terjadi di alam yang nantinya akan digeneralisasi menjadi konsep. metode eksperimen merupakan penerapan ilmu induktif. maksudnya, berawal dari konsep umum untuk menemukan atau membuktikan sesuatu dengan membuat suatu perlakuan tertentu terhadap objek untuk dapat menghasilkan apa yang peneliti inginkan.
biologi memiliki struktur keilmuan. struktur keilmuan biologi terdapat dalam sistem bscs yang menggambarkan biologi dalam tiga dimensi, yaitu objek biologi, tingkat organisasi kehidupan, dan ragam permasalahan biologi. tingkat organisasi kehidupan yang tercantum dalam bscs meliputi molekul, sel, jaringan dan organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma (paidi. 2008). objek biologi dan ragam permasalahan biologi telah disebutkan di pembahasan sebelumnya.
biologi berkembang dari ketika pertama ditemukan hingga saat ini. pada awalnya, biologi dikenal sebagai ilmu yang hanya mempelajari makhluk hidup dengan tema pokok meliputi ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup. ragam persoalan yang muncul masih sederhana seperti metabolisme, tumbuh dan berkembang, gerak, dan ciri-ciri makhluk hidup yang lain (wuryadi. 2004). kesederhanaan ini dikarenakan pada awal perkembangan biologi belum diikuti oleh perkembangan teknologi yang memadai untuk melakukan penelitian lebih mendalam dan pola pikir manusia yang masih sederhana. mungkin diawali dengan coba-coba, kemudian menjadi kebiasaan, dan memancing rasa ingin tahu manusia untuk menemukan hal baru dari kebiasaannya tersebut. dari perasaan ingin tahu tentang makhluk hidup inilah biologi muncul. kemudian, akibat perkembangan yang muncul di kehidupan manusia, semakin kompleksnya pemikiran manusia yang ditunjang perkembangan teknologi yang makin pesat dan canggih, muncullah sistem bscs biru (sel), hijau (lingkungan) , dan kuning (molekuler). diperkembangan selanjutnya,saat biologi dikenal sebagai ilmu yang menggunakan pendekatan integrated, dikenallah pendekatan sains, teknologi, masyarakat, dan lingkungan (stml) (wuryadi. 2008). di perkembangan biologi saat ini, mulai banyak teori-teori dalam biologi yang diaplikasikan dalam kehidupan sebagai salah satu metode pemecahan masalah dalam masyarakat.
biologi memiliki manfaat. biologi diaplikasikan untuk memecahkan permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. dengan biologi ini, masyarakat mampu menyelanggarakan kehidupannya dengan lebih baik. misalnya, dengan pengetahuannya mengenai botani, masyarakat bisa menanam macam-macam tumbuhan sebagai sumber makanan sehari-hari. dengan pengetahuaannya mengenai bioteknologi, masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraannya. dengan pengetahuannya mengenai patologi, masyarakat mampu mempertahankan hidupnya dengan mencari solusi dari berbagai macam penyakit.
kita tahu bahwa kajian biologi begitu luas. agar dapat disampaikan kepada anak didik dengan efektif, perlu dilakukan strukturisasi dan seleksi materi biologi. dalam melakukan strukturisasi dan seleksi materi ini perlu diperhatikan tingkat perkembangan kognitif dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh pada anak didik. biasanya, strukturisasi ini dapat dilihat dalam bentuk kurikulum yang ditetapkan oleh mendiknas.
untuk seleksi materi, misalnya anak didik di bangku sd mencapai tingkat perkembangan kognitif operasional konkret (sugihartono. 2007). dengan begitu, materi yang disampaikan adalah materi konkret yang dapat dipelajari secara langsung oleh anak didik melalui pengamatan dengan panca indera. materi konkret seperti mengenali klasifikasi makhluk hidup, interaksi antar makhluk hidup, struktur dan fungsi makhluk hidup, dll. sementara, anak smp dan sma telah mengalami tingkat perkembangan penalaran abstrak (sugihartono. 2007). dengan demikian, materi yang disampaikan tidak hanya meliputi materi-materi konsep tetapi juga pendalaman materi konkret maupun abstrak. materi abstrak seperti virus, evolusi, dan genetika, dll. materi abstrak adalah materi yang tidak bisa secara langsung dipelajari bahkan dipahami oleh anak didik karena perlu diadakannya praktik secara langsung maupun dengan metode yang dibantu menggunakan teknologi yang canggih.
pada hakekatnya, materi biologi dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu sistemik konkret-sistemik abstrak, konseptual-faktual, inferensial-prediktif, dan positivistik-naturalistik (wuryadi. 2004). dilihat dari arti kata penyusunnya, materi dikategorikan sebagai sistemik konkret-sistemik abstrak berdasarkan mudah tidaknya suatu objek materi ditangkap oleh panca indera. kategori konseptual-faktual berdasarkan pola pikir deduktif atau induktif dalam menemukan persoalan biologi. kategori inferensial-prediktif berdasarkan waktu yang menjadi pertimbangan dalam menentukan analisis, apa yang telah terjadi kemarin dan apa yang akan terjadi esok. kategori positivistik-naturalistik berdasarkan kepastian hasil analisis.
kita sebagai calon pendidik perlu mengenal karakteristik anak didik yang beraneka ragam. keanekaragam itu dapat dilihat dari tingkat perkembangan kognitifnya, gaya belajar, motivasi, dan latar belakang hidupnya (social,kultural,konomi, etnis, dan spiritual). perbedaan perkembangan kognitif sangat terlihat ketika kita harus menghadapi anak didik pada jenjang pendidikan yang berbeda. namun ketika kita dihadapkan pada suatu kelas dalam jenjang pendidikan yang sama, yang cenderung berbeda adalah gaya belajar dan latar belakang kehidupan anak didik.
perkembangan kognitif menurut piaget, dibedakan menjadi empat tahap, yaitu sensorimotorik (dari lahir sampai 2 tahun), praoperasional (dari 2 tahun sampai 7 tahun), operasional konkret (dari 7 tahun sampai 11 tahun), dan operasional formal (lebih dari 11 tahun) (sugihartono. 2007). untuk tingkat sd, anak didik tentu baru saja mencapai tahap operasional konkret yang perlu kita bedakan materi dan metode mengajar kita dengan tingkat smp dan sma yang telah mencapai tahap operasional formal yang telah mampu berpikir abstrak dibandingkan mereka yang masih melihat sesuatu berdasarkan apa yang mampu mereka indera.
gaya belajar menurut kolb ada empat tipe, yaitu convegers, divergers, assimilators, dan accommodator. tipe belajar convegers mengandalkan konseptualisasi abstrak dan eksperimen aktif. divergers dalam belajar perlu mendapatkan pengalaman konkret dan reflektif. assimilators senang mengasimilasikan berbagai informasi dan menyusun kembali informasi tersebut dengan logika yang tepat. sedangkan accommodator belajar dengan melakukan eksperimen berstrategi trial dan error.
motivasi yang dimiliki anak didik dalam belajar berbeda satu sama lain. menurut wodkklowsk, motivasi adalah kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan memberi arah dan ketahanan terhadap tingkah laku tersebut. jika anak didik memiliki motivasi instrumental maka dia akan belajar karena adanya daya dorong dari luar, seperti akan diberikan hadiah atau justru akan mendapatkan hukuman. sebaliknya jika anak didik belajar karena keinginannya sendiri, karena dia memang ingin belajar maka dia memiliki motivasi intrinsik. jika anak didik belajar demi mencapai suatu ambisinya untuk berprestasi maka dia memiliki motivasi berprestasi. motivasi sosial dimiliki anak didik yang belajar demi penyelenggaraan tugas. dia merasa bahwa ini adalah tugas yang harus dia lakukan. motivasi ini akan menyebabkan perbedaan ketertarikan dan perhatian anak didik dalam menangkap materi yang diberikan (sugihartono. 2007).
anak didik juga berbeda dilihat dari latar belakang hidupnya. dari segi ekonomi misalnya, ada anak yang berasal dari keluarga kaya, menengah dan tidak mampu. keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi belajar mereka. anak yang kaya cenderung memiliki kemampuan untuk mendapatkan fasilitas pembelajaran yang lengkap dibandingkan anak yang tidak mampu. dari segi sosial, apakah anak suka menyendiri atau bersosialisasi dengan orang lain.
kemudian, kita membutuhkan suatu alat untuk menyampaikan materi biologi tersebut kepada anak didik. alat tersebut adalah teknologi pembelajaran. berdasarkan definisi silber (1970), teknologi pendidikan adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara sistematik dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar (http://www.ifets.info/journals.pdf). jadi, pandangan kita selama ini bahwa teknologi pendidikan adalah media yang kita gunakan untuk menyampaikan materi adalah sebuah kesalahan karena teknologi pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen seperti rencana pendidikan, pendekatan belajar, media pembelajaran, metode pembalajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran.
rencana pembelajaran yang perlu kita siapkan tentunya perlu sesuai dengan ketetapan kurikulum mendiknas untuk tiap jenjang pendidikan seperti yang telah kita bahas sebelumya. setelah kita memiliki rencana pembelajaran, kita perlu menetapkan pendekatan belajar yang ingin kita tanamkan kepada anak didik. berdasarkan penelitian biggs (1991), pendekatan belajar ada tiga, yaitu surface, deep, dan achieving (sugihartono. 2007). pendekatan surface dilakukan bila kita menginginkan kecenderungan belajar siswa hanya karena dorongan dari luar, sementara jika kita menginginkan siswa belajar dari keinginan dirinya sendiri karena ketertarikannya terhadap materi maka kita harus menerapkan pendekatan deep. pendekatan achieving diterapkan untuk memacu anak didik memiliki ambisi berprestasi. anak didik dengan pendekatan ini akan belajar lebih serius, memiliki perencanaan ke depan dan lebih memiliki kemampuan berkompetisi yang tinggi dibandingkan pendekatan yang lain.
kita juga perlu menentukan media dan metode pembelajaran yang dibutuhkan. media pembelajaran adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran (http://rumahmakalah.wordpress.com. 2008). dengan media ini, diharapkan dapat mengatasi keterbatasan pendidik untuk menyampaikan materi terutama jika materi yang akan diajarkan materi abstrak. media inilah yang akan dapat menkonkretkannya. selain itu juga untuk melampaui batas ruang kelas sehingga meski belajar di dalam kelas, kita dapat menunjukkan objek yang berada di lingkungan luar. kemudian dapat membangkitkan minat belajar siswa karena dengan bantuan media kita bisa memberikan materi dengan tampilan yang menarik dibandingkan anak didik hanya mendengarkan penjelasan pendidik.
media ini dapat berupa media cetak dalam wujud teks yang bersifat satu arah dan visual statis, media audio-visual dalam wujud video atau rekaman yang bersifat visual dinamis dan merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan riil dan abstrak, atau dapat pula berupa teknologi berbasis komputer yang bersifat linear maupun acak yang akan mewujudkan materi dalam bentuk kata, simbol, dan grafis. dengan teknologi berbasis komputer, kita menyampaikan materi dengan bantuan komputer. media ini cocok dipergunakan untuk menyampaikan materi yang abstrak karena dengan bantuan komputer materi abstrak tersebut diupayakan untuk mampu divisualisasikan dalam bentuk yang konkret. selain ketiga teknologi di atas, masih ada teknologi terpadu yang memadukan ketiga teknologi tersebut. tidak hanya mempergunakan teks yang perlu dibaca anak didik, tetapi juga memberikan gambaran dan ditunjang dengan bantuan komputer. media ini baik dipergunakan untuk penyampaian materi di dalam sebuah kelas yang heterogen.
selanjutnya, cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal atau disebut dengan metode (sugihartono. 2007) yang biasa diterapkan di lembaga pendidikan cukup banyak. contohnya metode ceramah dimana pendidik harus menjelaskan materi di depan kelas dan anak didik mendengarkan penjelasannya. metode karya wisata dimana pendidik dan anak didik melakukan proses pembelajaran di luar kelas menuju objek materi langsung. metode demonstrasi dimana pendidik memperagakan suatu cara kerja dari objek materi yang dipelajari. metode eksperimen dimana anak didik melakukan suatu percobaan. metode diskusi dimana pendidik memberikan permasalahan untuk dipecahkan oleh anak didik. (sugihartono. 2004).
untuk mengetahui kesuksessan proses pembelajaran, diadakan evaluasi yang fungsinya bagi anak didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan belajarnya, bagi pendidik adalah untuk mengetahui kemampuan anak didik yang dididiknya dan analisis teknologi pembelajaran yang telah dia lakukan, bagi lembaga pendidikan adalah untuk menentukan kualitas pendidikan dan menetapkan standar kurikulum pendidikan (sugihartono. 2007). alat evaluasi ini dapat berupa tes dan nontes. nontes terjadi jika situasi evaluasi dibiarkan apa adanya tanpa dipengaruhi tester. tes terjadi jika situasi, cara, dan aturan evaluasi telah ditentukan. evaluasi dengan nontes dapat berupa interview, observasi, dokumentasi, dan questioner. evaluasi dengan tes dapat berupa tes perbuatan, verbal, dan non verbal. dengan melihat hasil dari evaluasi ini, kita dapat memberikan penilaian dengan menggunakan norma tertentu sehingga kita mengetahui kesuksesan pembelajaran yang telah dilakukan.
dari penjelasan di atas, biologi merupakan suatu disiplin ilmu yang akan disampaikan kepada anak didik untuk mencapai tujuan tertentu dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga dapat membantu dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. begitu pula dengan pendidikan biologi diliputi oleh objek, gejala, dan persoalan biologi, strukturisasi keilmuan, metode, dinamika dan aplikasinya dengan tetap memperhatikan karakteristik biologi sebagai ilmu, anak didik, dan teknologi pembelajaran.
daftar pustaka
amstrong, thomas. 2002. sekolah para juara. bandung: kaifa.
paidi. 2008. petunjuk praktikum biologi umum. yogyakarta: uny.
sugihartono, dkk.. 2007. psikologi pendidikan. yogyakarta: uny press.
wuryadi, siti maryam, dan sukarni hidayati. 2004. handout pendidikan biologi rencana kuliah. yogyakarta: uny.
anonim. ____. biologi sebagai ilmu, (online), http://www.wikipwdia.com diakses oktober 2010.
anonim. ____. definittion of educational technology, (online), http://www.ifets.info diakses desember 2010.
anonim. 2008. macam-macam media pembelajaran, (online), http://rumahmakalah.wordpress.com diakses desember 2010.
sudrajat, akhmad. 2008. konsep media pembelajaran, (online), http://akhmadsudrajat.wordpress.com diakses desember 2010.
0 komentar:
Posting Komentar