Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

FISIK TANAH



Tanah dalam bahasa Inggris soil, berasal dari kata L. solum. Tanah adalah medium untuk tumbuhnya tanaman dan penyimpan air, serta sumber kehidupan utama. Tanah masa kini merupakan produk dari evolusi dan perubahan sepanjang masa, dengan karakteristik morfologi dan propertinya sendiri. Morfologi untuk setiap tanah yang diekspresikan dengan bagian vertical dari lapisan tanah yang berbeda atau horizon, merupakan efek dari 5 faktor yang bertanggung jawab atas pembentukan tanah itu sendiri.
“a natural body, located at the interface between the atmosphere, lithosphere and biosphere, consisting of layers of unconsolidated mineral and/or organic constituents of variable thickness which have been subjected to and influenced by genetic and environmental factors of: parent material, climate (including moisture and temperature effects), macro- and microorganisms, and topography, all acting over a period of time and producing a product-soil that differs from the material from which it is derived in many physical, chemical, and biological properties and characteristics.” (Verheye, Soil and Soil Saice)
Soil science adalah studi yang focus untuk observasi dan mendeskripsikan, mengoleksi, menyusun sistematik fakta pengetahuan tanah dan propertinya serta potensinya untuk produksi dan konservasi. Ilmu tanah didukung oleh 7 sub-disiplin, yaitu klimatologi, geologi, geomorfologi, fisika, kimia dan biologi tanah. Orang pertama yang mempelajari tanah adalah Geografis Rusia, Dokouchaiev, pada abad ke-19, tetapi kinerjanya ini baru diketahui setelah dipublikasikan di Jerman.



Ada beberapa proses yang terjadi di tanah, yaitu:
  1. Humifikasi à proses transformasi, dekomposisi material organic menjadi humus di bawah pengaruh mikroorganisme tanah.
  2. Eluviasi dan Illuviasi à proses penghapusan konstituen tanah dalam suspensi atau larutan oleh air limpahan dari lapisan atas ke lapisan yang lebih bawah.
  3. Kalsifikasi dan dekalsifikasi à perpindahan kalsium karbonat di tanah, termasuk pelepasannya, pergerakannya, presipitasi dan akumulasinya dalam bermacam-macam lapisan tanah.
  4. Podzolisasi à proses pelepasan ekstrim basa dalam lingkungan azam, karakteristik daerah yang berhumus.
  5. Laterisasi à proses yang menghilangkan silica dan melarutkan basa dari lapisan atas tanah, menciptakan akumulasi dan konsentrasi sesquioxides (Fe dan Al-oksida).
  6. Gleisasi à proses pembentukan tanah di bawah lingkungan anaerobic yang menimbulkan pembentukan gley horizon dengan warna hijau-biru, berkaitan dengan reduksi besi di bawah kondisi water-logged.
  7. Salinisasi à proses akumulasi garam, seperti sulfat atau klorida di lapisan horizon garam.
  8. Alkaslinisasi à proses akumulasi ion sodium menghasilkan formasi tanah sodic (Solonetz) dengan pH tanah >8,5.
Rata-rata tanah tersusun dari bahan organic dan bahan anorganik. Menurut bahan organiknya, tanah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tanah mineral (tanah yang mengandung <20% bahan organic) dan tanah organic.
Tanah organic terjadi ketika terjadi akumulasi bahan organic yang tinggi di area rendah drainase. Setelah tanaman terurai, air menggantikan udara mengisi pori-pori tanah, mencegah oksidasi. Peat (tanah hasil penguraian tumbuhan/ kompos) sering digunakan untuk menanam tanaman seperti bunga dan sayuran. Peat ini banyak ditemukan di daerah beriklim dingin dan tropis. Dalam taksonomi tanah, tanah peat disebut Histosol (bahan organic fiber).
Karakteristik dari tanah organic adalah (1) warna coklat-hitam, (2) mengandung banyak bahan organic yang tidak terurai, (3) memiliki kerapatan yang rendah yaitu 0,2-0,3 g/ cm3, (4) memiliki kapasitas penyimpan air yang besar, (5) berpori dan mudah untuk menanam, (6) relatih ber-pH rendah.
Tanah mineral tersusun atas fase padat dan pori yang terisi air atau udara. Fase padat dominan tersusun dari fraksi mineral dan sedikit bahan organic. Tanah yang berkualitas baik adalah tanah yang mmengandung 48% mineral, 2% organic, 25% air, dan 25% udara. Fraksi mineral ini tersusun dari elemen kasar, pasir, dan lempung. Bahan organic terkonsentrasi di bagian permukaan yang merupakan hasil penguraian tumbuhan dan hewan.
Tekstur tanah mengacu ke proporsi berbagai macam ukuran partikel tanah. Karakteristik tanah ini berdampak penting pada status kelembaban dan aerasi, retensi kation, dll. Partikel dengan diameter >2 mm disebut fraksi koarsa. Fragmen koarsa dibedakan menjadi gravel (2 mm -7,5 cm), stones (7,5 cm – 25 cm). dan cobbles (>25 cm). Partikel dengan ukuran <2 µm disebut clay, 2-20 µm disebut lumpur, 20-50 µm disebut lumpur kasar, 50-200 µm disebut pasir halus, 200 µm – 1 mm disebut pasir sedang, 1-2 mm disebut pasir kasar. Liat terasa seperti pasta, lumpur lembut seperti bedak powder, dan pasir berbutir-butir.
Struktur tanah merupakan bentukan dari koagulasi mineral primer oleh ikatan dari semen seperti gum mikroba, besi oksida, C organic atau liat. Ada 4 tipe sruktur tanah, yaitu sferoidal (granular), pipih (prismatic dan kolumnar), dan blok (kubus). Struktur tanah mempengaruhi tekstur yang berkaitan dengan kelembaban, panas, dan udara. Struktur penting untuk pergerakan air melewati tanah dan berkenaan dengan erosi permukaan. Tanah berpori besar akan menerima air hujan dalam jumlah banyak dan meminimalisir aliran air dan erosi permukaan.
Konsistensi tanah mendeskripsikan resistensi tanah dari tekanan mekanikal atau manipulasi dari berbagai kelembaban. Maksud dari konsistensi ini adalah kekuatan tanah menahan partikel tanah. Konsistensi tanah dibedakan menjadi 3, yaitu kering, lembab, dan basah.
Warna tanah secara tidak langsung menunjukkan kualitas. Warna hitam biasanya menunjukkan akumulasi bahan organic di permukaan tanah, warna hitam ini tidak selalu berkaitan dengan adanya C dalam tanah.
Pori tanah dapat berisi air dan udara. Laju infiltrasi dan permeabilitas tanah tergantung dengan tekstur, yang mana ditenttukan oleh ukuran pori. Ukuran pori ditentukan oleh struktur, fragmen kasar, lubang cacing, dan komposisi liat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

... Bioteknologi

(Diktat Bioteknologi, Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes)

Perkembangan Bioteknologi

1. Bioteknologi konvensional
Ciri-ciri bioteknologi konvensional; kurang steril, jumlah sedikit (terbatas), kualitas belum terjamin. Contoh: industri tempe, tape, anggur, yoghurt, dsb.

2. Bioteknologi modern
Ciri-ciri bioteknologi modern; steril, produksi dalam jumlah banyak (massal), kualitas standar dan terjamin. Selain itu, bioteknologi modern tidak terlepas dengan aplikasi metode-metode mutakhir bioteknologi (current methods of biotecnology) seperti:
1) Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak jaringan/sel yang berasal atau yang didapat dari jaringan orisinal tumbuhan atau hewan setelah terlebih dahulu mengalami pemisahan (disagregasi) secara mekanis, atau kimiawi (enzimatis) secara in vitro (dalam tabung kaca).
2) Teknologi DNA rekombinan (recombinant DNA technology) adalah suatu metode untuk merekayasa genetik dengan cara menyisipkan (insert) gena yang dikehendaki ke dalam suatu organisme. Transgenik adalah suatu metode untuk. Rekayasa protein (protein engineering).
3) Hibridoma adalah suatu metode untuk menggabungkan dua macam sel eukariot dengan tujuan  mendapatkan sel hibrid yang memiliki kemampuan kedua sel induknya.
4) Kloning adalah suatu metode untuk menghasilkan keturunan yang dikehendaki sama persis dengan induknya.
5) Polymerase chains reaction (PCR) merupakan metode yang sangat sensitif untuk mendeteksi dan menganalisis sekuen asam nukleat. RT-PCR untuk memperbanyak (amplifikasi) rantai RNA menjadi DNA; tissue/cells
extracted RNA/mRNA rT-PCR copy DNA (cDNA).
6) Hibridisasi DNA adalah metode untuk menyeleksi sekuen DNA dengan menggunakan probes DNA untuk hibridisasi (pencangkokan) rantai DNA.

Aplikasi Bioteknologi
1. Aplikasi pada bidang pertanian:
Aplikasi bioteknologi untuk pertanian menawarkan berbagai keuntungan. Perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetic dengan bioteknologi melalui rekayasa genetika. Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian melalui teknologi perbaikan sifat tanaman dengan teknik rekayasa genetika.
Keuntungan bioteknologi pertanian antara lain:
1.     Meningkatkan produksi pangan misalnya dengan menciptakan kultivar unggul seperti tanaman padi tahan wereng, kapas tahan hama sehingga dapat meningkatkan hasil panen.
2.     Ternak yang dapat memproduksi asam amino tertentu.
3.      Pengolahan makanan; tempe, tape, oncom, kecap.
4.      Pengolahan minuman; anggur, bir, yoghurt, tuak, brem, dsb.
Sehingga akan:
1.      Meningkatkan produksi pangan misalnya dengan menciptakan kultivar unggul seperti tanaman padi dan tanaman semusim sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
2.     Meningkatkan produksi dan kualitas melalui transgenic antara lain kapas, jagung, dll.
3.     Mempercepat swasembada jagung dengan jagung yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih baik dan kebal terhadap hama

2. Aplikasi pada bidang peternakan:
Aplikasi bioteknologi dalam bidang peternakan menawarkan berbagai keuntungan antara lain:
1.      Meningkatkan produksi peternakan
2.      Meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi mikroba rumen
3.      Menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi
4.      Ternak yang dapat memproduksi asam amino tertentu
5.      Menciptakan jenis ternak unggul

3. Aplikasi pada bidang perikanan:
Aplikasi bioteknologi dalam bidang periakanan menawarkan berbagai keuntungan antara lain:
1.      Menyediakan benih dan induk ikan
2.      Meningkatkan system kekbalan ikan dengan menggunkana vaksin, imunostimulan, probiotik dan bioremediasi.
3.      Aplikasi probiotik pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.

4. Aplikasi pada bidang kesehatan dan pengobatan:
Aplikasi bioteknologi dalam bidang kesehatan dan pengobatan telah mandatangkan manfaat antara lain:
1.      Memproduksi obat-obatan terhadap penyakit infeksi (antibiotik) seperti; penisilin, streptomysin.
2.      Memproduksi vaksin untuk pencegahan jenis penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksinnya seperti; polio, cacar, hepatitis-B, TBC dsb. Selain pada manusia, vaksin juga digunakan untuk melindungi ternak (ayam, sapi dsb) dari serangan berbagai penyakit menular.
3.      Memproduksi zat kebal antibody untuk diagnosis penyakit, penelitian dan terapi. Antibodi monoclonal.
4.      Untuk terapi gen misalnya untuk terapi penyakit genetis (bawaan).
5.      Untuk memproduksi hormon; Insulin untuk terapi penderita kencing manis.
6.      Untuk terapi gen; Sel somatis (somatic gene therapy); sel darah atau otot, terapi penyakit genetis (bawaan). Sel embrional (Germ line gene therapy);

5. Aplikasi pada bidang lingkungan
Aplikasi bioteknologi dalam bidang lingkungan adalah untuk penanganan dan pemanfaatan material sampah organik yang volumenya cenderung bertambah dengan pesat. Pemanfaatan sampah berdampak dapat mengeliminasi sumber polusi terutama pencemaran air, dan dengan penerapan proses biotek dapat mengubah limbah menjadi produk-produk yang bermanfaat. Beberapa limbah yang dapat digunakan untuk substrat fermentasi:
  1. Molase, sebagai produk sampingan (limbah) industri gula masih mengandung kadar gula 50 %. Molase digunakan secara luas sebagai bahan baku fermentasi dan untuk produksi antibiotik, asam organic, dan khamir untuk pembuatan roti, bumbu masak (MSG) atau diberikan langsung untuk makanan ternak.
  2. Whey sebagai produk sampingan (limbah) industri keju digunakan sebagai substrat fermentasi. 
  3.  Batang padi (damen) untuk produksi jamur merang.
  4. Bagase (ampas tebu) banyak mengandung ligno selulose
  5. Peran biotek dalam pemanfaatan bahan sampah organik:
  6. Mengubah kualitas makanan limbah agar sesuai untuk konsumsi manusia.
  7. 6.      Memberi makan bahan sampah secara langsung atau setelah pemrosesan ke unggas, babi, ikan, atau ternak lainnya yang dapat mencerna secara langsung.
  8. Limbah yang banyak mengandung selulose diberikan pada sapi atau ruminansia.
  9. Produksi biogas methane dan poduk fermentasi lain jika tidak dapat diberikan ternak.


Skema
Klasifikasi
Kingdom
Organisme
Linnaeus
(1753)
Plantae
Animalia
Bakteri, fungi, alga, tanaman
Protozoa dan hewan
Haeckel
(1865)
Plantae
Animalia
Protista
Alga multiseluler dan tanaman
Hewan
Mikroorganisme (bakteri, protozoa, alga, kapang dan khamir)
Whittaker
(1969)
Plantae
Animalia
Protista
Fungi
Monera
Alga multiseluler dan tanaman
Hewan
Protozoa dan alga bersel tunggal
Kapang dan khamir
Semua bakteri (prokariot)
Whose
(1977)
Archaeobacteria
Eubacteria
Eucaryotes
Bakteri yang menghasilkan gas metan, memerlukan garam dan suhu tinggi
Semua bakteri lain, termasuk bakteri penyebab penyakit, bakteri tanah dan air, bakteri fotosintetik
Protozoa, alga, fungi, tanaman dan hewan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bioteknologi

Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang Bioteknologi.

Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai berikut:
1. Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.
2. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa (OECD,1982).
3. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan
mikroorganisme untuk penggunaan khusus (OTA-US, 1982).
4. Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya seperti; enzim.
5. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
6. Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan industri (EFB., 1983)





Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan sebagai berikut:
1. “Bio” memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi; organisme (bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).
2. “Tekno” memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk rancang bangun suatu bioreaktor. Cakupan teknik disini sangat luas antara lain; teknik industridan kimia.
3. “Logi” memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang mencakup; biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut pandang biologi (biosains), maka bioteknologi merupakan penerapan (applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika. Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang (disiplin) ilmu (interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang dapat menguasai seluruh aspek bioteknologi.


Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras, anggur, susu dsb.
2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau penyusunan oleh agen hayati.
3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim, antibiotika, hormon, pengolahan limbah.
bersambung....

Sumber: Diktat Biioteknologi, Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fungsi Hormon Tumbuhan



Hormon
Lokasi Hormon dalam Tumbuhan
Fungsi Utama
Auksin (AA)
Embrio biji, meristem tunas apikal dan daun-daun muda
Merangsang pemanjangan batang; pertumbuhan, diferensiasi, percabangan akar; perkembangan buah; dormansi apikal; fototropisme dan gravitropisme
Sitokinin
Disintesis dalam akar dan diangkut ke organ lain
Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar; merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel; merangsang perkecambahan; menunda senesens
Giberelin (GA3)
Meristem tunas apikal dan akar, daun muda, embrio
Mempercepat perkecambahan biji dan kuncup tunas, pemanjangan batang, dan pertumbuhan daun; merangsang perbungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan  dan diferensiasi akar
Asam absisat
Daun, batang, akar, buah hijau
Menghambat pertumbuhan; menutup stomata selama kekurangan air; menghambat pemutusan dormansi




Sumber: Campbell Jilid 2, 2003

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS