Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

BAYI TABUNG

Saat ini, telah berkembang banyak teknologi canggih di dunia. Perkembangan teknologi ini juga mencakup bidang ilmu pengetahuan.  “...materi atau keilmuan sains...dapat dijembatani dan dihubungkan dengan situasi dunia nyata di luar kelas, termasuk menyangkut perkembangan teknologi....” Paidi (2008:49). Para ahli mulai aktif mengembangkan ilmu pengetahuan untuk memperkaya kuantitas penemuan baru, termasuk dalam bidang genetika. “Genetika merupakan cabang ilmu Biologi yang mempelajari penurunan sifat dari orang tua atau induk kepada keturunannya,” Suryadarma (1997:71). Mulai banyak rekayasa genetika dimunculkan ke dalam lingkungan masyarakat. Salah satu contoh yang masih menjadi kontroversi bagi sejumlah orang adalah bayi tabung.

Setiap pasangan suami istri pasti memiliki impian. Impian terbesar mereka adalah memiliki seorang anak. Kebahagiaan terbesar adalah ketika seorang anak hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Namun jika sang anak tidak kunjung datang, segala upaya akan ditempuh. Salah satu upaya mereka adalah melalui program bayi tabung.
 Bayi tabung atau pembuahan in vitro (in vitro fertilisation) adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Bayi tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair.

Pertama kali, pasangan suami istri yang akan melakukan proses bayi tabung perlu mempersiapkan mental mereka melalui konseling yang disediakan rumah sakit. Setelah itu, istri melakukan penyuntikan hormon rutin untuk memicu perkembangan folikel. Folikel adalah gelembung yang berisi sel telur. Langkah selanjutnya yaitu mengeluarkan telur dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal. Sebelumnya, suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan membekukannya untuk menanti saat ovulasi. Selanjutnya, membuahi sel telur dengan sperma menjadi embrio (inseminasi). Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem reproduksi si pasien.  Agar emrio dalam rahim dapat bertahan dan berkembang dengan baik harus mengalami suntikan hormon setiap hari selama tujuh belas  hari. Terjadinya kehamilan dapat diketahui melalui pemeriksaan air seni empat belas hari setelah pemindahan embrio. Jika wanita mengalami menstruasi, berarti gagal.

Proses bayi tabung merupakan sebuah proses yang tidak alami dan biasanya sesuatu yang tidak alami itu memiliki efek samping. Walaupun prosedurnya sudah rutin, bayi tabung memiliki risiko cacat bawaan lebih besar dibanding bayi normal. Diduga proses injeksi sperma dan tidak adanya unsur kimia pembantu, menyebabkan meningkatnya risiko kecacatan. Risiko bayi tabung menderita penyakit keturunan yang merugikan, 1,25 kali lebih tinggi dari bayi yang dibuahi secara normal. Cacat bawaan yang paling sering muncul antara lain, bibir sumbing dan celah langit-langit, down syndrome, terbukanya kanal tulang belakang, serta kegagalan jantung, ginjal dan kelenjar pankreas. Selain itu juga diamati penyakit keturunan yang resesif lebih sering muncul pada bayi tabung.

Bayi tabung adalah salah satu simbol kemajuan teknologi di bidang ilmu pengetahuan. Hal itu juga menguntungkan bagi pasangan suami istri yang tidak memiliki seorang anak, tetapi ada pula efek negatifnya. Itulah yang menyebabkan bayi tabung masih menjadi kontroversi bagi masyarakat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar