Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Filsafat Ilmu




Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata, yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana dia juga memiliki jiwa yang independen dan bersifat spiritual.

Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafat merupakan sebuah proses bukan sebuah produk. Maka proses yang dilakukan adalah berpikir kritis yaitu usaha secara aktif, sistematis, dan mengikuti pronsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atau ditolak. Dengan demikian filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu.

Ada tiga karakteristik berpikir filsafat, yaitu:
1.    Sifat menyeluruh; seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu hakikat ilmu dari sudut pandang lain, kaitannya dengan moralitas, serta ingin yakin apakah ilmu ini akan membawa kebahagian dirinya. Hal ini akan membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling hebat. Di atas langit masih ada langit. Contoh: Socrates menyatakan dia tidak tahu apa-apa.
2.    Sifat mendasar; yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu itu benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang benar.
3.    Spekulatif; dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik akhirnya dibutuhkan sebuah sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak.

Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata science berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa, science berarti keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan. Namun kata ini mengalami perkembangan dan perubahan makna sehingga berarti pengetahuan yang sistematis yang berasal dari observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yang dilakukan.  Tugas filsafat pengetahuan adalah menunjukkan bagaimana “pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya”.

Filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Dikatakan ilmiah karena merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan diorganisasi sedemikian rupa, sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi kesahihan atau validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Di dalam filsafat ilmu terkandung:
1.       sikap kritis dan evaluatif terhadap kriteria-kriteria ilmiah,
2.       sikap sitematis berpangkal pada metode ilmiah,
3.       sikap analisis obyektif, etis dan falsafi atas landasan ilmiah, dan
4.      sikap konsisten dalam bangunan teori serta tindakan ilmiah.

Berdasar dari batasan-batasan filsafat ini, maka dapat dikembangkan bahwa berpikir filsofis, memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dari bidang ilmu lain, yaitu sebagai berikut.
1.      Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya hingga sampai pada hakekat atau subtansi yang dipikirkan.
2.      Universal, artinya pemikiran secara luas.
3.      Konseptual, artinya generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia.
4.      Koheren atau konsisten, artinya runtut dan tidak mengandung kontradiksi.
5.      Sistematis, artinya uraian yang saling berhubungan secara teratur.
6.      Komprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh.
7.      Bebas, artinya tidak memiliki batasan dalam berpikir dan tidak terikat dengan prasangka-pransngka sosial, historis, kultural bahkan religius.
 
Sumber:


NN. 2012. Cara Berpikir Filosofis, (online), diakses dari http://www.referensimakalah.com pada Minggu, 23 September 2012.

NN. 2012. Makalah metode berfikir ilmiah filsafat, (online), diakses dari http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com pada Minggu, 23 September 2012.

NN. ____. Filsafat Ilmu, (online), diakses dari http://paparisa.unpatti.ac.id pada Minggu, 23 September 2012.
 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar