Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pertukaran Gas Respirasi pada Manusia

Respirasi eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara paru-paru dan kapiler darah paru-paru. Respirasi internal adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara kapiler darah jaringan dan sel-sel jaringan. Gas akan berdifusi dari daerah dengan tekanan parsial yang lebih tinggi ke tekanan parsial yang lebih rendah. Darah yang sampai ke paru-paru melalui ateri pulmoner mempunyai nilai PO2 yang lebih rendah dan nilai PCO2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara di dalam ruangan alveoli. Ketika darah memasuki hamparan kapiler di sekitar alveoli, karbondioksida akan berdifusi dari darah ke udara di dalam alveoli. Oksigen dalam udara akan larut dalam cairan yang melapisi epitelium dan berdifusi menembus permukaan dan masuk ke dalam kapiler. Ketika darah telah meninggalkan paru-paru dalam vena pulmoner, nilai PO2-nya telah naik dan PCO2-nya telah turun. Setelah kembali ke jantung, darah tersebut dipompa melalui sirkuit sistemik. Dalam kapiler jaringan, gradien tekanan parsial lebih menyukai terjadinya difusi oksigen keluar dari darah dan karbondioksida ke dalam darah. Setelah darah melepaskan oksigen dan memuat karbondioksida, darah tersebut dikembalikan ke jantung.
      Hipoksia adalah suatu derajat kerendahan oksigen yang tersedia. Secara fisiologis, hipoksia adalah defisiensi oksigen di dalam darah. Berdasar atas penyebabnya, hipoksia dapat dikelompokkan sebagai berikut.
-          Hipoksik hipoksia à rendahnya pO2 dalam darah arteri akibat ketinggian tempat, rusaknya saluran pernafasan atau adanya cairan dalam paru-paru.
-          Anemik hipoksia à fungsi hemoglobin terlalu kecil dalam darah akibat anemia atau kegagalan hemoglobin mengangkut komplemen oksigen normalnya.
-          Stagnan hipoksia à ketidakmampuan darah mengangkut oksigen ke jaringan dengan cepat karena kegagalan hati atau kejutan sirkulasi.
-          Histotoksik hipoksia à darah mengalirkan oksigen ke jaringan dengan cukup memadai tetapi jaringan tidak mampu menggunakan fungsinya karena keracunan sianida misalnya.
      Kecepatan respirasi eksternal dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut.
-          Perbedaan tekanan parsial
-          Luas permukaan bagi pertukaran gas (semakin luas permukaan semakin besar terjadinya difusi)
-          Jarak difusi (membran yang lebih tebal akan memperlambat kecepatan difusi)
-          Kecepatan bernafas

Sumber: Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar